Wednesday, January 21, 2009

Riya’ dan Sum’ah

Riya’ adalah lawan dari ikhlas, menampakkan ibadah dengan niat mencari pandangan manusia, sehingga pelakunya akan dipuji, dan dia mengkarapkan pujian dan pengagungan dan takut kehilangan hal itu. Sum’ah adalah beramal agar didengar orang. Sedangkan ujub
merupakan sahabat riya’. Ibnu Taimiyah menerangkan perbedaan keduanya. “Riya adalah perbuatan syirik dengan sebab makhluk, sedangkan ujub adalah perbuatan syirik dengan sebab diri sendiri.”
Adapun perbedaan antara riya’ dan sum’ah menurut Al-Hafizh, yaitu riya’ merupakan adanya amal yang diperlihatkan seperti shalat, sedangkan sum’ah merupakan amalan yang diperdengarkan seperti membaca, memberi nasihat, atau dzikir. Menceritakan amalnya (dengan maksud agar didengar) juga termasuk sum’ah.
Nabi bersabda,

“Yang paling aku atas kalian adalah syirik kecil. Mereka bertanya, ‘wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Beliau menjawab, ‘Riya.’ (Riwayat Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Baghawi)
Rasulullah juga bersabda,

أَلاَ أُخْبِرُ كُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِتْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ: يَقُوْمُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّيْ فَيُزَيِّنُ صَلاَ تَهُ لِمَا يَرَى مِبْ نَظَرَ رَجُلٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kamu daripada Al-Masih Ad-Dajjal.” Para sahabat menjawab, ‘Baiklah, wahai Rasulullah.’ Beliau pun bersabda, ‘Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri shalat, dia perindah shalatnya karena tahu ada orang lain yang memperhatikannya.’” (Riwayat Imam Ahmad)

Read more.....